Eksistensialisme dibalut Fantasi Militer di The Saga Of Tanya The Evil

Anime  

Tidak sedikit anime yang bergenre fantasi militer tapi tidak banyak yang menyuguhkan persoalan eksistensialis sekaligus. The Saga Of Tanya The Evil satu-satunya anime yang saya temukan yang mengaduk keduanya dan hasilnya sangat baik.

Anime yang diangkat dari light novel itu menceritakan seorang pria yang menolak percaya pada Tuhan padahal Tuhan sudah menampakan diri saat ia mati. Baginya jika Tuhan memang ada ia terlalu kejam sementara sifat Tuhan harusnya mahabaik.

Karena itu Tuhan yang menampakan diri dihadapannya ia namakan Objek X. Sebab keberadaannya tidak relevan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebagai hukumannya pria yang tidak pernah diketahui namanya itu dilahirkan kembali sebagai seorang anak perempuan di dunia yang tidak pernah berhenti berperang.

Dunia tempat anak itu dilahirkan mirip saat Eropa dilanda Perang Dunia I.

Anak itu dinamakan Tanya Degurechaff. Ia lahir di sebuah panti asuhan. Awalnya Tanya harusnya meninggal dunia karena alasan alami kemudian dibakar di neraka untuk menebus dosa-dosa kehidupan masa lampaunya.

Tapi ia berjuang keras untuk tetap hidup, bahkan sukses di kehidupan itu. Ternyata dunia yang ditinggali Tanya merupakan dunia sihir. Anak-anak yang memiliki kekuatan sihir dapat mendaftar ke angkatan bersenjata.

Tanya memiliki kekuatan sihir yang sangat besar dan karena ingatan atas kehidupan di masa lampau tidak hilang ia dapat naik pangkat dengan cepat, mengungguli rekan-rekannya yang lain. Sebab ia tidak hanya kuat.

Namun ia juga mampu mengenali masalah, memecahkannya menjadi beberapa bagian dan mendapatkan solusi dengan sangat cepat. Tanya sangat logis dan memiliki pola pikir yang runut.

Tidak lama setelah mendafaar ia diangkat menjadi instruktur, tapi ia sangat kejam pada prajurit latih. Karena memiliki sihir yang sangat kuat seorang ilmuwan tertarik padanya akhirnya ia masuk ke bagian penelitian dan pengembangan.

Tapi saat menguji teknologi sihir terbaru ia mendapat tugas dadakan. Pasukan negara musuh menyerang jalur latihannya. Ia pun menghadapi satu kompi sendirian.

Karena keberanian dan kehebatannya ia mendapat medali penghargaan. Tapi kemudian ia ditempatkan di garis depan medan pertempuran. Di sana ia juga sukses dan kemudian ia ditarik ke ibukota untuk menjalani pelatihan perwira selama dua tahun.

Atas ketekunannya ia mendapatkan perhatian jenderal-jenderal dan diberi wewenang khusus untuk membentuk dan memimpin pasukan sihir. Ketika mengkomandai pasukan tempur khusus itu reputasinya sebagai "Setan dari Rhine" semakin bergema.

Sepanjang karirnya Tanya kerap bertemu dengan Objek X yang tampil dengan berbagai bentuk wadah. Pengamatan saya percakapan mereka sangat filosofis.

Tanya dan Objek X berusaha mengungkapkan apa artinya sebenarnya menjad manusia, jadi 'aku', sebagai individu.

Sulit untuk tidak menyentuh fenomenologi bila berurusan dengan eksistensi. Tapi mudahnya untuk mengetahui kesadaran yang dimaksudkan Husserl, kita harus mencari tahu segala macam aspek yang menyangkut kebertautan manusia di dalam dunia.

K. Bartens menjelaskan bagi Husserl atau Edmund, terserah, "kesadaran tidak ditentukan oleh persepsi, artinya oleh kehadiran kesadaran sendiri pada benda-benda, melainkan oleh distansi (jarak) dan absensinya." Bartens menjelaskan distansi dan absensi di sini merupakan "daya untuk mengungkapkan makna, untuk menyatakan maksud."

Intinya kesadaran "adalah intensional dengan dua cara: pertama, karena adanya makna, dan kedua, karena pemenuhan intuitif." Bartens mengatakan dalam karya-karya awal filsuf Jerman itu mendefinisikan kesadaran sebagai "tuturan (parole) dan persepsi."

Sepanjang perjalanannya sebagai Tanya, tokoh utama terus menerus mencari makna, artinya hidupnya. Walaupun selama hidupnya sebagai pria dewasa ia seorang darwinan sosial atau mungkin lebih ke Maltusian, yang tidak mempedulikan makna sama sekali.

Ada beberapa dialog yang Marleu-Ponty dan kemudian ada yang lebih ke Sarte. Reinkarnasi juga dapat dibahas dengan menggunakan kacamata Wajah dari Levinas. Tapi akan dibahas kemudian hari.

The Saga Of Tanya The Evil dapat menjadi jalan baru untuk memahami diri atau 'aku' selain membaca Phénoménologie de la perception.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

0

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image